Category Artikel

E-Majalah LENTERA BEM FIS 2015

Dengan mengucap syukur, Majalah Lentera BEM FIS 2015 cetakan terakhir dapat terbit dan bisa langsung dibaca secara online melalui link dibawah ini. Harapannya majalah lentera ini da

Read More

HATUR NUWUN dari yang Menginspirasi

HATUR NUWUN dari yang Menginspirasi

Oleh: P. Saputra

Peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika di Bandung kali ini memberikan kesan istimewa bagi bangsa Indonesia khususnya warga Bandung. Serangkaian kegiatan digelar untuk menyambut peringatan tersebut. Salah satu kegiatan yang digelar adalah gotong royong masyarakat Bandung membersihkan area ring 1 kawasan Gedung Merdeka hingga Alun-alun Bandung. Ratusan warga dari berbagai elemen turun kejalan untuk bersama-sama membersihkan area yang akan digunakan sebagai historical walk para pemimpin negara peserta KAA dan tamu undangan.

Di balik suksesnya Peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika terdapat sosok pemimpin kebanggaan Bandung, Ridwan Kamil. Pemimpin muda berusia 43 tahun ini menjadi wali kota Bandung sejak 2013 lalu...

Read More

Kebijakan UKT 2015

Abdullah Sigit FIP, 30 April 2015. Bersama Bem Rema Uny, follow up pasca bertemu Dewan Pertimbangan UNY adalah mengajukan gugatan UKT kepada WR II selaku Pemegang kebijakan kw2 di UNY. Matur suwun Bpk Moh Alip yang berkenan melakukan audiensi degan Kami dan BEM Fakultas serta kami turut mengundang mahasiswa pemilik 1000an berkas penurunan UKT.

Perlu kami sampaikan ada 4 hal yang disepakati dari audiensi kemarin. Pun WR2 siap ttd dikertas MoU.
1. Mengalihkan sistem kuota dari masing-masing grade menjadi terbuka, ini berarti setiap mahasiswa baru berhak mendapatkan grade berapapun sesuai penghasilan tanpa dipengaruhi kuota maksimal.
2. Transparansi dana Input Output UNY baik dari Mahasiswa, BOPTN, BLU dll (RKPT).
3...

Read More

Toleransi Beragama di kawasan Nusantara

Toleransi Beragama di kawasan Nusantara pada Abad VII-XV M

Oleh: Saifuddin Alif

Kawasan Nusantara[1] sudah lama dikenal dunia sebagai penghasil rempah-rempah. Rempah-rempah yang dihasilkan kemudian diperjualbelikan ke berbagai daerah. Dan satu-satunya transportasi untuk itu adalah transportasi laut, maka tidak mengherankan jika nenek moyang bangsa Indonesia terkenal sebagai pelaut yang handal.

Masyarakat Nusantara mengadakan hubungan dagang dengan masyarakat di berbagai belahan dunia, terutama Cina, India, dan Arab. Selat Malaka menjadi penting peranannya ketika itu karena berfungsi sebagai pintu gerbang lintas negara, artinya setiap bangsa yang ingin mengadakan kerjasama, terutama perdagangan, mau tidak mau harus melewati Selat Malaka, karena inilah satu-satunya rute tercepat dan teraman yang bisa dilalui. Oleh karena itu, kawasan Nusantara merupakan kawasan yang terbuka dan tidak mungkin menutup diri seperti Cina dan Jepang.

Posisi strategis Selat Malaka menyebabkan Nusantara menjadi kawasan yang sangat ramai, bukan saja sebagai pertukaran barang dagangan tetapi juga sebagai pertukaran budaya. Sejarah mencatat bahwa hubungan ini sudah terjadi sejak lama, bahkan sebelum masa pra-sejarah. Konon kerajaan Mesir kunopun sudah menjalin hubungan dagang dengan masyarakat Nusantara guna membeli salah satu bahan untuk pengawetan mumi, yaitu kapur barus[2].

Agama-agama di Nusantara pada abad ke-7 M

Sejarah mencatat agama pertama yang masuk ke Nusantara adalah agama Hindu sekitar abad ke 4 M, kemudian

Read More